BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L) adalah salah
satu tanaman budidaya,
merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim karena hanya satu kali
berproduksi setelah itu mati, berumur pendek antara 90-180 hari, dan berbentuk
semak/herba. Tanaman ini berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke
Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau
18. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Pusat tanaman kentang utama di Indonesia adalah Lembang dan
Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), dan Bali. Di beberapa daerah,
ada yang menjadikannya makanan pokok. Kentang banyak mengandung vitamin B,
vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Selain itu, sebagai sumber karbohidrat, mengandung
vitamin dan mineral yang cukup tinggi.
Kentang merupakan salah satu komoditas sayuran yang mendapat prioritas
dalam proses produksinya karena dapat mendatangkan keuntungan bagi petani,
memiliki peluang dalam pemasaran dan ekspor, tidak mudah rusak seperti pada
sayuran lainnya dan juga memiliki kadar kalori, protein dan vitamin yang
tinggi. Rendahnya produktivitas kentang di Indonesia disebabkan oleh beberapa
hal antara lain rendahnya mutu benih yang digunakan petani, tingginya biaya
produksi bibit, pengetahuan kultur teknis masih kurang, menanam kentang secara
terus menerus, umur panen yang kurang tepat, penyimpanan yang kurang baik,
permodalan yang terbatas dan yang paling utama adalah faktor kehilangan hasil
akibat serangan hama dan penyakit.
Dalam makalah ini, mencoba membahas tentang teknik budidaya
tanaman kentang di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu tanaman kentang ?
2. Apa saja syarat pertumbuhan tanaman
kentang?
3. Apa saja varietas tanaman kentang?
4. Bagaimana teknik budidaya tanaman
kentang sebagai tanaman pangan?
5. Bagaimana cara pengendalian hama dan
penyakit pada tanaman kentang?
6. Bagaimana proses panen tanaman kentang?
7. Bagaiamana proses pascapanen tanaman kentang?
6. Bagaimana proses panen tanaman kentang?
7. Bagaiamana proses pascapanen tanaman kentang?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa itu tanaman kentang, mulai dari jenis, morfologi, dan manfaat.
2.
Untuk
mengetahui apa saja syarat pertumbuhan tanaman kentang.
3.
Untuk
mengetahui apa saja varietas tanaman kentang.
4.
Untuk
mengetahui teknik budidaya tanaman kentang, mulai dari pembibitan, pengolahan
media tanam, teknik penanaman, dan pemeliharaan tanaman.
5.
Untuk
mengetahui gejala dan cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang.
6.
Untuk
mengetahui proses panen tanaman kentang, mulai dari ciri dan umur panen, serta
cara panen.
7.
Untuk
mengetahui proses pascapanen tanaman kentang, mulai dari penyortiran dan
penggolongan, penyimpanan, serta pembersihan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Tanaman Kentang
2.1.1 Jenis Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman
sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk semak/herba (tanaman pendek
tidak berkayu)..
Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah
itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari. Memiliki umbi
batang yang dapat dimakan. Umbi kentang berbentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran yang
beragam.
Menurut
Gembong (1994), kentang (Solanum tuberosum L) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Species
: Solanun tuberosum L.
Dari tanaman ini dikenal pula spesies-spesies lain yang
merupakan spesies liar, di antaranya Solanum andigenum L, Solanum
anglgenum L, Solanum demissum L dan lain-lain.
2.1.2 Morfologi Tanaman
1. Daun
Tanaman kentang umumnya berdaun
rimbun dan letak daun berselang-seling mengelilingi tanaman. Daun berbentuk
oval sampai oval agak bulat dengan ujung meruncing dan tulang-tulang daun
menyirip seperti duri ikan. Warna daun hijau muda sampai hijau tua hingga
kelabu. Ukuran daun sedang dengan tangkai tidak panjang.
2. Batang
Batang tanaman kentang berbentuk
segi empat atau segi lima, tergantung pada varietasnya. Batang tanaman tidak
berkayu, namun agak keras apabila dipijat. Warna batang umumnya hijau tua
dengan pigmen ungu. Batang tanaman bercabang-cabang dan setiap cabang ditumbuhi
oleh daun-daun yang rimbun. Permukaan batang halus, pada ruas batang tempat
tumbuhnya cabang mengalami penebalan. Diameter batang kecil dengan panjang
mancapai 1,2 meter.
3. Akar
Tanaman kentang memiliki sistem
perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang dapat menebus tanah sampai
kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabutnya umumnya tumbuh menyebar (menjalar)
ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar tanaman berwarna keputih-putihan,
dan halus berukuran sangat kecil. Di antara akar-akar tersebut ada yang akan
berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon), yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang.
4. Bunga
Tanaman kentang ada yang berbunga
dan ada yang tidak, tergantung pada varietasnya. Warna bunga bervariasi, yakni
kuning atau ungu. Kentang varietas dasiree berbunga ungu. Pada varietas
cipanas, segunung dan cosima, bunga atau benang sari berwarna kuning, putiknya
putih. Pada tanaman kentang yang berbunga, bunga tumbuh dari ketiak daun
teratas. Jumlah tandan bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak. Kentang
varietas cosima memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan varietas
cipanas 7 buah. Bunga kentang berjenis kelamin dua. Bunga kentang yang telah
mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji.
5. Umbi
Ukuran, bentuk, dan warna umbi
kentang bermacam-macam, tergantung pada varietasnya. Ukuran umbi bervariasi
besar dan kecil. Bentuk umbi ada yang bulat, oval, agak bulat (bulat lonjong),
dan bulat panjang. Umbi kentang dapat berwarna kuning, putih, dan merah.
2.1.3 Manfaat Tanaman
Melihat kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama
karbohidrat. Umbi kentang memiliki manfaat yang sama dengan jenis-jenis sayuran
lainnya. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100 gram bahan adalah kalori 347
kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 85,6 gram, kalsium (Ca) 20
gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin B 0,04 mg.
2.2 Syarat
Pertumbuhan Tanaman Kentang
·
Curah
hujan rata-rata 1500 mm/tahun
·
Lama
penyinaran untuk fotosintesis 9-10 jam/hari
·
Suhu
optimal 18-21°C
·
Kelembaban
80-90%
·
Ketinggian
antara 1.000-3.000 m dpl
·
(Media
Tanam). Tanah berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik,
berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam.
·
pH tanah antara 5,0 - 7,0.
2.3 Varietas Tanaman Kentang
Varietas kentang dapat digolongkan
dalam tiga golongan berdasarkan warna
umbinya.
1. Kentang kuning, umbi kentang ini
berkulit dan berdaging kunig. Contoh kentang ini di antaranya adalah
eigenheimer, patrones, rapan, dan thung.
2.
Kentang putih, kulit dan daging umbi
kentang ini berwarna putih. Contoh kentang ini antara lain Donata dan Radosa.
3. Kentang merah, kulit dan umbinya
berwarna kemerah-merahan. Salah satu contohnya adalah Desiree.
Sedangkan dilihat dari segi umur panennya, ada yang disebut kentang genjah (umur panen sekitar
2 bulan), kentang sedang (umur panen sekitar 3 bulan), dan kentang dalam (umur
panen sekitar 4 bulan). Selain itu, kentang juga bisa dikelompokkan lagi
berdasarkan bentuk umbinya, yaitu
yang berumbi bulat dan lonjong.
Varietas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah
kentang kuning varietas Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung. Di bawah ini
diuraikan beberapa varietas yang sempat diamati para peneliti, diantaranya :
a.
Alpha
Tanamannya berbatang kuat dan
sedang, daunnya rimbun, bunganya berwarna ungu, dan bisa berbuah. Sangat peka
terhadap penyakit Phytophtora infestans
dan virus daun menggulung. Namun, tanaman ini tahan terhadap penyakit kutil.
b.
Catella
Varietas ini berbatang kecil, agak
lemah, dan berdaun rimbun. Bunganya putih dan sulit berbuah. Tanaman ini peka
sekali terhadap penyakit Phytophtora
infestans. Di daerah Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat), catella tidak
tahan pada musim hujan (iklim basah).
c.
Cosima
Batangnya besar, agak kuat, dan
daunnya rimbun. Bunganya berwarna ungu dan tidak pernah berbuah. Tanaman ini agak
tahan terhadap penyakit Phytophtora
infestans, dan agak peka terhadap virus daun menggulung. Di daerah Pengalengan
dan Lembang (Jawa Barat), cosima lebih tahan hujan (iklim basah) dibandingkan
dengan catella.
d.
Dasiree
Varietas ini berbatang besar, kuat,
berwarna kemerah-merahan, berdaun agak rimbun, berbunga ungu, dan mudah
berbuah. Tanaman ini peka terhadap penyakit Phytophora
infestans, penyakit layu, dan virus daun menggulung.
e.
Granola
Jenis ini merupakan varietas unggul
karena produktivitasnya bisa mencapai 30 ton per hektar. Dari jumlah ini, 20
ton berkualitas baik (AB), 5 ton kualitas sedang (C), 4 ton kualitas TO
(campur), dan 1 ton kualitas rindil.
f.
French fries
Umbi varietas ini ada yang memanjang
dan ada pula yang membulat. Umbi yang memanjang lebih cocok untuk dibuat
masakan (fast food), sedangkan yang
membulat sangat cocok untuk kripik.
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Kentang
2.4.1
Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi. Umbi bibit
berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua
antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varietas
unggul. Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang
baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6
bulan pada suhu 25° C. Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata
tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi
keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.
2.4.2
Pengolahan media tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya
perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah
dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar, sebaiknya
dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara
optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan
tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm
(2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak
antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di
sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air untuk
mengalirkan air. Hal ini dimaksudkan agar air tidak menggenang di parit-parit
bedengan. Tanaman kentang sangat peka terhadap air, terlebih-lebih sejak
penanaman sampai berumur dua bulan. Akar tanaman kentang yang tergenang air
akan membusuk, kemudian tanaman kentang pun layu.
2.4.3
Teknik Penanaman
- Pemupukan Dasar
a) Pupuk
dasar organik berupa kotoran ayam, kotoran kambing atau kotoran sapi diberikan pada permukaan bedengan kurang
lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada
lubang tanam.
b) Pupuk anorganik
berupa SP-36 sebanyak 400kg/ha.
- Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm
adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45
gram. Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan
varietas lain 70 x 30 cm.Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada
bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik atau sumber air,
kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman
dilakukan dipagi/sore hari.
Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit
dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar
umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hari.. Mulsa jerami perlu dihamparkan di
bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
2.4.4
Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Penyulaman
dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan
ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama. Penyulaman dapat dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang
telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi.
- Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya
dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan
harus dilakukan pada fase vegetatif awal dan pembentukan umbi.
- Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas
untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan
unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
- Pemupukan
Selain
pupuk organik, pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan
dosis 400 kg/ha, sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk
organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
Pupuk organik : Pupuk kandang saat tanam 15.000-20.000 kg.
Pupuk anorganik :
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari
setelah tanam 165/365 kg.
SP-36: saat tanam 400 kg.
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam
100 kg.
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik : diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang
tanaman kentang.
- Pengairan
Tanaman
kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pemberian air yang cukup membantu
menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali
secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara
disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar
15-20 menit).
2.5 Hama dan Penyakit Tanaman
Kentang
2.5.1
Hama
a) Ulat
grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang
daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya.
Pengendalian: (1) secara mekanis
dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur;
(2) secara kimia dengan
Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b) Kutu daun (Aphis sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan
dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus.
Pengendalian: (1) secara mekanis memotong
dan membakar daun yang terinfeksi
(2) secara kimia menyemprotkan
Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c) Orong-orong (Gryllotalpa
sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun,
akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap
infeksi bakteri.
Pengendalian: secara kimia menggunakan
tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
d) Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella
zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan
terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi
pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya
lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
Pengendalian: secara kimia menggunakan
Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene dan 5 SP, Lammnate L.
e) Hama trip ( Thrips
tabaci )
Gejala: pada daun terdapat
bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan
dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda.
Pengendalian: (1) secara mekanis
dengan cara memangkas bagian daun yang terserang
(2) secara kimia
menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol
25 SP.
2.5.2
Penyakit Tanaman
a) Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora
infestans.
Gejala: timbul bercak-bercak kecil
berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat
sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan
daun membusuk/mati.
Pengendalian: sanitasi kebun.
b) Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas
solanacearum.
Gejala: beberapa daun muda pada
pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning.
Pengendalian: sanitasi kebun,
pergiliran tanaman.
c) Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum
coccodes.
Gejala: daun menguning dan
menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah
terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi
muda busuk.
Pengendalian: pergiliran tanaman ,
sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
d) Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp.
Gejala: busuk umbi yang menyebabkan
tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan.
Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis.
Pengendalian: menghindari terjadinya
luka pada umbi saat tanam atau saat panen.
e) Penyakit bercak kering
(Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani.
Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering.
Gejala: daun berbercak kecil
tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit
umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras.
Pengendalian: pergiliran tanaman.
f) Penyakit
karena virus
Virus yang menyerang adalah:
(1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV)
menyebabkan daun menggulung;
(2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan
mosaik laten pada daun;
(3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan
mosaik atau nekrosis lokal;
(4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan
mosaik lunak;
(5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan
mosaik menggulung;
(6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan
mosaik lemas.
Gejala: akibat serangan, tanaman
tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama
sekali; daun menguning dan jaringan mati.
Pengendalian: tidak ada pestisida
untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam
bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman
sakit, mengendalikan vektor dan melakukan pergiliran tanaman.
2.6 Proses Panen Tanaman Kentang
2.6.1 Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada
tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada
varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150
hari; dan varietas dalam 150-180 hari.
Secara fisik
tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman
telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap
panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat
mengelupas bila digosok dengan jari.
2.6.2 Cara Panen
Waktu memanen
sangat dianjurkan dilakukan pada waktu pagi/sore hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara
memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian
angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu
kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
2.7 Proses Pascapanen Tanaman Kentang
2.7.1
Penyortiran dan Pengolongan
Umbi yang baik
dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini
akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir
berdasarkan ukuran umbi (tergantung varietas).
2.7.2 Penyimpanan
Simpan umbi
kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan
dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang
tertutup dan berventilasi.
2.7.3 Pembersihan
Bersihkan umbi
dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan
sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara
dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi
yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi selain itu juga akan menarik
konsumen.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kentang (Solanum tuberosum L)
termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk
semak/herba (tanaman pendek tidak berkayu).
2. Morfologi tanaman kentang terdiri
dari daun, batang, akar, bunga, dan umbi.
3. Manfaat tanaman kentang yaitu sebagai
sumber karbohidrat, mengandung vitamin, dan mineral cukup tinggi.
4. Syarat pertumbuhan tanaman kentang
yaitu : Ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl, curah hujan rata-rata 1500
mm/tahun, suhu optimal 18-21°C.
5. Varietas kentang berdasarkan warna
umbinya yaitu : kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah.
6. Varietas yang sempat diamati para
peneliti diantaranya : Alpha, Catella, Cosima, Dasiree, Granola, French fries.
7.
Teknik
budidaya tanaman kentang terdiri dari pembibitan, pengolahan media tanam,
teknik penanaman,
dan pemeliharaan tanaman.
8. Hama yang menyerang tanaman kentang
diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura), kutu daun (Aphis sp), orong-orong
(Gryllotalpa sp), hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella zael), dan hama trip ( Thrips tabaci )
9.
Penyakit yang menyerang tanaman kentang diantaranya
penyakit busuk daun, penyakit layu bakteri, penyakit busuk umbi, penyakit
fusarium, dan penyakit bercak kering (Early Blight).
10.
Penyakit
karena virus diantaranya Potato Leaf Roll Virus (PLRV), Potato Virus X (PVX),
Potato Virus Y (PVY), Potato Virus A (PVA), Potato Virus M (PVM), dan Potato
Virus S (PVS).
11. Dalam proses panen harus memperhatikan ciri dan umur panen serta cara
panen.
12. Proses pascapanen tanaman kentang
meliputi penyortiran dan pengolongan,
penyimpanan, dan pembersihan.
3.2 Saran
Dalam membudidayakan suatu jenis tanaman, kita harus
mengetahui tentang teknik budidaya tanaman yang baik dan benar, bagaimana
syarat pertumbuhannya, cara pengendalian hama dan penyakit yang menyerang
tanaman, agar hasil produksi kita meningkat dan bisa meminimalisir kegagalan
panen, selain itu kita juga harus mengetahui proses panen dan pascapanen yang
baik agar bisa mendapat keuntungan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Parabowo,
Abror Yudi.2007.Budidaya Kentang.
Samadi,
Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Kanisius:Yogyakarta.
Setiadi,
2007, Kentang: Varietas dan Pembudidayaan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sukmana, Rahmat, 1997, Kentang, Budidaya dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta.
Sukmana, Rahmat, 1997, Kentang, Budidaya dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar